Tenjo Bumi Kopi, produsen kopi lokal Tasikmalaya, berpartisipasi dalam acara Grand Coffee Week bertajuk “Discover Your Perfect Brew” yang diselenggarakan oleh Titik Triangulasi di ITC Permata Hijau, Jakarta Selatan.
Acara ini berlangsung dari tanggal 25 hingga 29 Juli 2024, menampilkan kopi-kopi asli dari petani Tasikmalaya yang di-roasting dan dibawa langsung oleh Tenjo Bumi Kopi. Partisipasi ini bertujuan untuk meningkatkan potensi kopi lokal Tasikmalaya dan memperkenalkannya kepada masyarakat luas, sekaligus mendukung acara Grand Coffee Week 2024.
Selama empat hari, berbagai kegiatan seputar kopi digelar, mulai dari pameran beberapa tenant kopi, kompetisi manual roasting, fun brewing, hingga talk show.
Talk show ini menghadirkan para ahli dan praktisi kopi seperti Rahmat Nugraha (CEO dan Head Roaster Tenjo Bumi Kopi), Sri Linda (Dewan Pengawas Koperasi Konsumen Olah Prima Indonesia Banten), dan Krisdiandi (Direktur LSP Kopi Indonesia), yang membahas topik “Profesi dalam Industri Kopi dan Potensi Kopi Lokal.”
Acara ini juga menghadirkan enam juri berpengalaman di bidangnya, yakni Helmy Amien (Barista Trainer), Fathul Qorib (Q Grader, Q Processing Pro), Yoris Sumartin (Barista Trainer), Andri Drai (Roaster), Praditya Ahmad (Roaster), dan Dwi Panji Sedayu (Roaster).
Pembukaan Grand Coffee Week
Grand Coffee Week resmi dibuka dengan ditandai momen menyeduh kopi yang dilakukan oleh Agnes Fariati Sukiono, Div. Head ITC Group dan jajarannya. Acara pembukaan dilanjutkan dengan sambutan dari Rian Hibatul, perwakilan dari Tenjo Bumi Kopi.
Dalam sambutannya, Rian memperkenalkan kopi lokal Tasikmalaya. Ia menjelaskan perjalanan Tenjo Bumi Kopi yang bekerja sama dengan petani lokal Tasikmalaya untuk menghasilkan biji kopi berkualitas.
“Tenjo Bumi Kopi tidak hanya meningkatkan kualitas kopi Tasikmalaya, namun juga ingin meningkatkan perekonomian lokal, terutama para petani yang sudah mendukung kami,” ungkap Rian.
Pernyataan tersebut menegaskan komitmen Tenjo Bumi Kopi dalam mendukung dan memberdayakan komunitas lokal. Rian juga memaparkan bahwa kompetisi di Grand Coffee Week, mulai dari roasting competition hingga manual brew competition, menggunakan biji kopi dari Karaha Bodas yang diproduksi oleh petani binaan Tenjo Bumi Kopi.
Biji kopi Karaha Bodas yang digunakan dalam kompetisi tersebut merupakan salah satu produk kopi yang berasal dari kawasan perbukitan Karaha Bodas di Tasikmalaya.
Selain itu, Karaha Bodas juga menjadi perkebunan kopi terbesar binaan Tenjo Bumi Kopi yang menghasilkan kopi terbanyak jika dibandingkan kopi dari perkebunan lainnya di Tasikmalaya. Tidak hanya itu, kopi yang dihasilkan dari Karaha Bodas juga merupakan kopi yang paling konsisten.
Roasting Competition: Gunakan Kopi Lokal Tasikmalaya
Setelah Rian memberikan sambutan, acara berikutnya adalah kompetisi manual roasting yang diikuti oleh 20 peserta. Mereka beradu keterampilan menggunakan Suji Agniraga Roaster, alat sangrai manual dengan desain tembus pandang yang memungkinkan peserta mengamati setiap perubahan warna biji kopi selama proses roasting berlangsung.
Di samping kompetisi tersebut, Tenjo Bumi Kopi juga menampilkan perjalanan kopi mulai dari ceri kopi, proses pasca panen seperti natural, full wash, hingga honey, sampai menjadi green bean yang siap di-roasting. Dengan demikian, peserta dan pengunjung yang hadir ke Grand Coffee Week dapat mengenal proses kopi hingga menjadi biji kopi yang siap diolah.
Partisipasi Tenjo Bumi Kopi dalam Grand Coffee Week ini diharapkan dapat memperkenalkan kopi lokal Tasikmalaya kepada khalayak yang lebih luas, sekaligus mendukung industri kopi lokal di Indonesia.
Manual Brew Competition: Karaha Bodas Kopi Lokal Tasikmalaya
Pada hari kedua Grand Coffee Week, terdapat perlombaan manual brew yang diikuti oleh 48 peserta menggunakan biji kopi Karaha Bodas yang diproses secara full wash. Sebelum perlombaan dimulai, peserta melakukan cupping untuk mengenali rasa dan aroma biji kopi yang akan digunakan. Hal ini membantu mereka dalam menyusun strategi penyeduhan kopi.
Setelah cupping, setiap peserta diberi waktu untuk menyeduh kopi Karaha Bodas yang telah disiapkan. Pada kompetisi manual brew, mereka harus mengatur suhu air, rasio kopi dan air, serta teknik penyeduhan untuk mencapai rasa terbaik.
Pada tahap pertama, babak penyisihan menyisakan 16 peserta untuk melanjutkan ke babak selanjutnya. Dari 16 peserta tersebut, akan ada 8 pemenang yang bisa lolos sebelum mereka memasuki babak final.
Di babak final, peserta akan kembali berkompetisi, namun pada babak ini biji yang digunakan adalah Karaha Bodas dengan proses honey. Penjurian untuk kompetisi roasting dan manual brew ini dilakukan oleh keenam juri pada hari ketiga hingga akhirnya mendapatkan 3 pemenang terbaik di masing-masing kompetisi.
Menurut salah satu pemenang kompetisi manual brew, Ruth Josephine, kopi Karaha Bodas memiliki rasa yang enak dengan manis ala palm sugar dan keasaman ala passion fruit. Ia juga menambahkan, “Clarity yang cantik bisa banget didapatkan kalau baristanya jago.”
Ruth juga mengungkapkan kesulitannya saat kompetisi menggunakan Karaha Bodas. “Cukup tricky untuk mengidentifikasi Karaha Bodas itu harus seperti apa teknik penyeduhannya, sehingga butuh kecermatan untuk mengetahui hal tersebut,” ujarnya.
Talk Show Profesi dalam Industri Kopi dan Potensi Kopi Lokal
Acara terakhir Grand Coffee Week ditutup dengan talk show yang dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama membahas profesi di industri kopi bersama Rahmat Nugraha, CEO dan Head Roaster di Tenjo Bumi Kopi, serta Krisdiandi, Direktur Lembaga Sertifikasi Profesi Kopi Indonesia (LSP Kopi Indonesia).
Rahmat, yang juga seorang instruktur barista dengan pengalaman memberikan pelatihan komprehensif kepada calon barista atau barista ini membahas mengenai profesi di industri kopi yang tidak hanya terbatas pada barista saja, melainkan melibatkan banyak peran mulai dari petani kopi, prosesor, hingga roaster.
Di samping itu, Krisdiandi juga menekankan peran penting lembaga pelatihan seperti LSP dalam memastikan dan memelihara kompetensi seseorang di bidang kopi.
“Tugas LSP adalah memastikan dan memelihara kompetensi seseorang,” ungkap Krisdiandi saat sesi talk show berlangsung.
Pada sesi kedua, talk show dilanjutkan dengan membahas potensi kopi lokal bersama Rahmat Nugraha dan Sri Linda, Dewan Pengawas Koperasi Konsumen Olah Prima Indonesia Banten.
Topik yang dibahas berkaitan dengan potensi kopi lokal yang memiliki peluang untuk maju, karena kopi Indonesia memiliki cita rasa yang lebih kaya dan beragam dibandingkan dengan kopi dari luar negeri.
Rahmat juga membahas tentang aturan ekspor kopi yang dibuat oleh negara pengimpor kopi, “Negara penghasil kopi atau pengekspor kopi kenapa harus tunduk sama aturan tersebut?” tanyanya.
Sebagai penghasil kopi yang menempati urutan keempat terbanyak dengan total hingga 9,7 juta kantong (dengan berat 60 kg per kantong), Indonesia memiliki keunikan kopi yang berbeda dengan negara penghasil kopi lainnya, karena setiap daerah di Indonesia memiliki keanekaragaman rasa kopi yang berbeda-beda.
Partisipasi Tenjo Bumi Kopi dalam acara Grand Coffee Week ini tidak hanya sebagai bentuk dukungan terhadap industri kopi lokal, tetapi juga sebagai upaya untuk memperkenalkan kopi lokal Tasikmalaya kepada khalayak yang lebih luas. Tenjo Bumi Kopi terus berkomitmen untuk memajukan industri kopi lokal dengan menjaga kualitas dan meningkatkan keterampilan para petani kopi di Tasikmalaya.